top of page

Nasib UMKM di Tengah Pandemi

  • Gambar penulis: Ademos Indonesia
    Ademos Indonesia
  • 30 Mar 2020
  • 2 menit membaca

Oleh : Tim Ademos

Ademos Indonesia – Badai pandemi Covid-19 di Indonesia mau tidak mau berdampak besar bagi perekonomian negara. Sesuai dengan pemaparan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kondisi yang akan dialami Indonesia dalam kaitannya dengan persebaran virus Corona mengembalikan ingatan pada krisis di masa lalu. Memang, dalam sejarah nasional, goncangan kali ini bukan yang pertama. Sebelumnya Indonesia sudah pernah melewati krisis moneter 1997-1998, juga krisis global 2008-2009. Asumsinya, Pemerintah sudah cukup siap dengan skema-skema yang mungkin harus ditempuh. Dalam konteks imbas virus Corona di sektor perekonomian, maka skema terburuknya adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa jadi 0% (Jeo Kompas, 23/03).

Hampir di setiapkrisis, tercatat bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat menjadisalah satu penyelamat ekonomi nasional. Baik krisis moenter 97-98 maupun2008-2009 mengindikasikan bahwa pertahanan UMKM dapat dikatakan cukup baik. Haltersebut secara umum disebabkan oleh sumber permodalan mereka yang tidakberasal dari pinjaman luar negeri. Selain itu, mereka merupakan jenis usahayang bermodal kecil, sehingga tidak terdampak secara signifikan oleh iklimkeuangan global (Inews.com, 2018; Kompas, 2012; Bappenas, 2009). Melihatanalisis Bappenas pada krisis 2009, ada beberapa hal yang digarisbawahi terkaitpertahanan diri di sektor UMKM: pertama,  pasar UMKM rata-rata bersakala lokal. Sedikitsekali di antara mereka yang menghasilkan komoditas ekspor. Kedua,UMKM tidak bergantung pada keterbatasan penyediaan keuangan/kredit daripihak Bank. Data terintegrasi BPS pada tahun 2005 menunjukkan bahwa lebih dari60% UMKM lebih memanfaatkan pinjaman dari keluarga, perorangan, atau lainnya.Hanya kisaran 25% yang bergantung pada kredit bank. Ketiga, meski terkadangdinilai sebagai kelemahan, namun karakter UMKM yang cenderung konservatifjustru menjadi nilai lebih di saat-saat krisis. Hal tersebut dikarenakan olehpengambilan keputusan yang cenderung sangat hati-hati, serta sikap optimis padausaha mereka.

Tentu akan sangatberbeda membaca kasus 2008 dengan kasus saat ini. Sri Mulyani sendirimengibaratkan kondisi sekarang sebagai kontraksi ekonomi, belum sampai padalevel krisis. Namun di sisi yang lain, pada laman Okezon.com (19/03) disebutkanbahwa ekonom bahkan pesimis jika UMKM dapat menjadi penyangga perekonomian sepertipada krisis yang lalu. Meski demikian, proteksi pada UMKM tetap dibutuhkanmengingat beberapa dampak yang sudah mulai dirasakan serta kesadaran bahwasektor ini merupakan penyerap tenaga kerja paling banyak. Keluhan dari beberapapengusaha kecil sudah mulai dilontarkan seperti sepinya pembeli akibatpemberlakuan social distancing yangmenyebabkan orang-orang tidak berbelanja ke luar rumah.

Untuk menanggulangi haltersebut, Presiden Joko Widodo (19/03) menginstruksikan pada kementerianterkait agar memberikan stimulus pada sektor UMKM yang akan direalokasikan daridana APBN dan APBD (CNBC, 2020). Dari Kemeterian Koperasi dan UMKM sendiri,setidaknya telah dibuka layanan hotline yang berfungsi untuk menerima aduandari UMKM akibat Covid-19. Keluhan yang diterima beragam, mulai dari penurunanpermintaan, bahan produksi yang terbatas maupun masalah distribusi. Untuk sementara,data akan diolah dan dikoordinasikan dengan Pemda terkait agar dapat dirumuskansolusi yang tepat (Liputan6.com, 2020). Di samping kebijakan yang mungkinditerapkan oleh Pemerintah, Presiden juga menganjurkan agar UMKM dapatberadaptasi di tengah situasi ini salah satunya dengan menerapkan sistempenjualan online (Kompas.com, 2020).

Harus diakui bahwatidak semua sektor dalam UMKM dapat diubah sistem penjualannya menjadi online.Atau sekalipun bisa, memerlukan proses yang cukup rumit. Sehingga tugasPemerintah baik pusat maupun daerah adalah memastikan bahwa selain sektorkesehatan, UMKM juga menjadi prioritas mengingat beberapa di antara merekaadalah masyarakat rentan, serta secara umum dapat menyerap tenaga kerja yangsangat besar. Mari sambil melihat kondisi ke depan, bagaimana kira-kira nasibUMKM di tengah pandemi ini?

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Komentar


Ademos

Kantor Pusat :

Jl. Raya Purwosari Jl. Ngambon, RT.012/RW.03, Kuluhan, Dolokgede, Kec. Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62166

0811-3394-567

Bareng

Ayo Sinau

© 2025 Ademos Indonesia. All right reserved.

  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • YouTube
  • TikTok
bottom of page