top of page

Resiliensi Desa di Tengah Wabah Corona

  • Gambar penulis: Ademos Indonesia
    Ademos Indonesia
  • 4 Apr 2020
  • 2 menit membaca

Oleh :Tim Ademos

Ademos Indonesia – Kebanyakan tawaran kebijakan penanganan pandemi Covid-19 atau virus Corona oleh berbagai pihak berfokus pada konteks perkotaan. Hal tersebut wajar mengingat penyebaran virus ini kebanyakan terjadi di daerah perkotaan. Bagaimana dengan konteks perdesaan? Tulisan ini akan mencoba menawarkan kontekstualisasi konsep resiliensi kota yang berguna untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan di tengah ketidakpastian kondisi kesehatan maupun ekonomi mereka untuk daerah perdesaan.

EdbertGani Suryahudaya (2020) dalam kajiannya yang berjudul Transparansi, Kolaborasi, danResiliensi Kota di Tengah Pandemi COVID-19 menyatakan bahwa Salah satu masalah besar yang perlu ditangani olehpemerintah secara cepat adalah mengakses penduduk miskin maupun yang rentansecara ekonomi (ketika kajian tersebut ditulis pemerintah belum mengeluarkanpaket kebijakan penanganan Covid-19). Dengan demikian penanganan COVID-19 tidakbisa hanya menyasar kalangan ekonomi menengah ke atas tapi lebih penting lagiadalah mereka yang kekurangan akses ekonomi dan sosial dalam kesehariannya.Karena semua orang bisa berpotensi saling menyebarkan virus.

Daerahperkotaan dan perdesaan di Indonesia memang memiliki perbedaan karakteristikmeskipun tidak semencolok di negara-negara Barat, hal tersebut membuat konsepresiliensi kota bisa diadaptasi (dengan kontekstualisasi tentu saja) di daerahperdesaan Indonesia. Secara umum masyarakat miskin perdesaan memilikiketergantungan pada tanah sebagai alat produksi utama. Tanpa tanah, merekasulit mencari alternatif pekerjaan yang lain. Namun, masyarakat miskinperdesaan relatif memiliki jejaring sosial yang kuat, seperti hubungankekerabatan yang lebih erat sehingga memiliki daya tahan yang lebih besar.Kebutuhan utama masyarakat miskin perdesaan untuk keluar dari kemiskinan adalahdiversifikasi pekerjaan (LIPI, 2019).

Kaitannya dengan penanganan pandemi Covid-19 untukkonteks perdesaan ini salah satu langkah konkrit yang ditawarkan oleh EdbertGani Suryahuda (2020) dalam kajiannya tersebut, berdasarkan wawancara dengan CynthiaRatih Susilo (Strategic Advisor UN-Habitat dan Senior research fellowdi Resilence Development Initiative) adalah pentingnya untuk segera melakukan pemetaan spasial untukkantung-kantung masyarakat miskin yang kira-kira rentan akan bahaya kesehatan.

Hal tersebut untukmemudahkan evakuasi darurat masyarakat yang tidak tersentuh informasi ataupunyang tidak memiliki kemampuan untuk mitigasi individual. Selainitu Cynthia juga mengingatkan pentingnya gugus partisipasi masyarakat khususyang bisa menjadi pionir gerakan komunitas masyarakat di level RT dan kampung.Fungsinya selain untuk edukasi dan sosialisasi ialah untuk evakuasi maupun penanganancepat pada situasi darurat masing-masing kampung. Hal ini  juga sangat bisa diterapkan untuk konteksperdesaan.

Selainitu baik masyarakat miskin dan rentan di perkotaan maupun perdesaan memilikikekuatan, yaitu informalitas (misalnya dalam pemukiman dan pekerjaan), kelangsunganhidup, fleksibilitas, dan keuletan (Saidi, 2014) yang harus diberdayakan lebiholeh pemerintah untuk menunjang ketahanan mereka. Tentu kita mengapresiasigelontoran dana ratusan triliun untuk menangani pandemi ini. Tetapi pemerintahsangat perlu mempertimbangkan bantuan pada penduduk miskin dan rentan secaralebih serius. Dana ratusan triliun itu juga ahrus selalu diawasi agar tepatpenggunaannya  Beberapa kebutuhanmendasar terkait kesehatan, di luar kebutuhan dasar lainnya, yang tidak bisamereka akses perlu lebih diperhatikan oleh pemerintah dalam situasi pandemiini. Karena tidak mungkin penyebaran bisa ditahan tanpa memperhatikan kelompokekonomi miskin dan rentan tersebut.

Bacaan lebih lanjut

Saidi,E. 2014. Social intervention for urban poor: Land and life sharing. Makalahdisajikan dalam 2nd Roundtable Discussion OXFAM-LIPI, 18 Maret 2014.

Suryahuda,Edbert Gani. 2020. Transparansi, Kolaborasi, dan Resiliensi Kotadi Tengah Pandemi COVID-19.Jakarta: CSIS Indonesia.

ThungJu Lan (Ed.). 2019. Tinjauan KritisKetahanan Sosial Masyarakat Miskin Perkotaan dan Perdesaan: Ruang Sosial,Kebijakan, dan Pola Kerentanan Sosial. Jakarta: LIPI Press.

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Komentar


Ademos

Kantor Pusat :

Jl. Raya Purwosari Jl. Ngambon, RT.012/RW.03, Kuluhan, Dolokgede, Kec. Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62166

0811-3394-567

Bareng

Ayo Sinau

© 2025 Ademos Indonesia. All right reserved.

  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • YouTube
  • TikTok
bottom of page