top of page

Desa Melawan Virus Corona

  • Gambar penulis: Ademos Indonesia
    Ademos Indonesia
  • 17 Mar 2020
  • 3 menit membaca

Oleh : Tim Ademos

Ademos Indonesia – Virus Corona (Covid-19) sudah sampai Indonesia. Virus yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Tiongkok ini sudah menyebar ke seluruh dunia. Italia bahkan sampai harus me-lockdown negaranya karena hal tersebut. Virus ini tidak pandang bulu, ia bisa menyerang siapa saja, meskipun yang paling rentan adalah para lansia. Sejauh ini kebanyakan kasus positif virus corona terjadi di daerah perkotaan yang padat penduduk. Meskipun demikian, alangkah lebih baiknya kalau desa juga bersiap-siap melawan corona karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.

Secarapraktis cara untuk mencegah penyebaran virus ini adalah dengan melakukan gayahidup sehat seperti mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, menghindari merokokdan minum alkohol, banyak mengonsumsi vitamin C, serta berolahraga rutin.Selain itu disarankan untuk tidak mengadakan kegiatan yang melibatkan banyakorang sementara ini karena sifat penyebaran virus yang sangat cepat dan masif.

Undang-UndangNomor 36 Tahun 2009 telah menguraikan dengan jelas bahwa pembangunan kesehatanmerupakan tanggung jawab dari banyak pihak termasuk Pemerintah Pusat melaluiKementerian maupun tanggung jawab dari masing-masing Pemerintah Daerah melaluiDinas Kesehatan dan unit pelaksana teknisnya di lapangan. Namun, berdasarkanpenelitian Kurniawan Arianto dan Eliza Nur Fitriana (2013), tanggung jawab tersebutbelum mampu dilaksanakan dengan baik sepenuhnya oleh pemerintah, sepertipenyediaan fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan bagi masyarakatterutama di tingkat desa. Hal ini menyebabkan semakin kompleksnya permasalahanyang dihadapi oleh masyarakat desa.

Padasaat-saat seperti ini, desa membutuhkan kepemimpinan komunitas yang efektifagar pemberdayaan masyarakat desa di bidang kesehatan dapat terlaksana denganbaik. Menurut Endang Sutisman Sulaeman, dkk (2012), Kepemimpinan lokal bisaefektif mengembangkan kelompok masyarakat setidaknya apabila memiliki empatprasyarat yaitu terpercaya, kompeten, komunikatif, dan memiliki komitmenkerjasama yang tinggi.

Peningkatkankompetensi kepemimpinan komunitas harus difokuskan pada pengambilan keputusansecara partisipatif, melakukan perencanaan perubahan sosial, proses perubahanyang direncanakan harus dimengerti dan bisa dilaksanakan secara luas olehmasyarakat, serta potensi kemampuan kepemimpinan diperluas pada populasi.Kepemimpinan merupakan salah satu kunci keberhasilan pemberdayaan masyarakat.Bila kepemimpinan desa itu peduli, jujur dan tulus hati, bertanggung jawab,amanah, dan tanggap, maka program pemberdayaan masyarakat desa di bidangkesehatan dapat berhasil.

Untuklebih meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa di bidang kesehatan EndangSutisman Sulaeman, dkk (2012) menyarankan untuk advokasi kepada stakeholders;mengaktifkan rapat koordinasi; penyegaran program Desa Siaga bagi pemimpin;memperkokoh kekerabatan, kedekatan, dan saling mengenal antarwarga; meningkatkancitra pelayanan kesehatan pemerintah; memperkuat landasan norma sosial;menjalin kemitraan dengan sarana pelayanan kesehatan swasta dan organisasi masyarakat;serta meningkatkan gotong-royong.

Selainitu, disarankan untuk meningkatkan akses informasi kesehatan melaluisosialisasi, televisi, koran, radio daerah, selebaran, rapat koordinasi, dansurveilans berbasis masyarakat; melakukan penyegaran program Desa Siaga kepadapetugas kesehatan; menyusun struktur organisasi dan tata kerja dan membuatprogram Desa Siaga lintas program; meningkatkan kemampuan manajemen program DesaSiaga; mereorganisasi dan merevitalisasi Tim Pembina program Desa Siaga;menyusun SOP pelayanan poskesdes; serta memantau dan membina pelaksanaan surveimawas diri dan musyawarah masyarakat desa.

EndangSustisman Sulaeman, dkk (2012) menutup sarannya dengan menyatakan bahwa pengembanganproses pemberdayaan masyarakat desa di bidang kesehatan disarankan agar diarahkanpada proses pemberdayaan dan pemanfaatan sumber daya di dalam masyarakat sertaproses fasilitasi dan dukungan dari luar masyarakat.

Penguatanmodal sosial masyarakat desa menurut Kurniawan Arianto dan Eliza Nur Fitria(2013) juga penting untuk mendukung pemberdayaan masyarakat desa di bidangkesehatan. Jika modal sosialnya kuat maka masyarakat desa mampu membangun jaringan(networks) kerja sama antar sesama anggota masyarakat yang dilandasioleh rasa saling percaya (trust), saling peduli, saling tolong menolong,kepatuhan terhadap nilai (values),norma (norms) yang berlaku dan telah disepakati bersama serta tindakan proaktif (pro active act) yang diwujudkan dalam aksi bersama (collectiveaction) untuk pemenuhan kebutuhan bersama dalam memecahkan berbagaipermasalahan kesehatan yang terjadi.

Maribersiap, dari desa melawan virus corona!

Bacaan lebih lanjut

Arianto, Kurniawan dan Fitria, Eliza Nur. 2013. Modal Sosial dalam Kemandirian Masyarakat di Bidang Kesehatan. Jurnal Kebijakan & Administrasi Publik JKAP. Vol. 17(2): pp 37-49. Sulaeman, Endang Sutisman, dkk. 2012. Model Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, Studi Program Desa Siaga. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.Vol. 7(4): pp 186-192.

 
 
 

Komentar


Ademos

Kantor Pusat :

Jl. Raya Purwosari Jl. Ngambon, RT.012/RW.03, Kuluhan, Dolokgede, Kec. Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62166

0811-3394-567

Bareng

Ayo Sinau

© 2025 Ademos Indonesia. All right reserved.

  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • YouTube
  • TikTok
bottom of page