top of page

Refleksi Peringatan Hari Sumpah Pemuda

  • Gambar penulis: Ademos Indonesia
    Ademos Indonesia
  • 29 Okt 2019
  • 3 menit membaca

Oleh : Ananing Nur Wahyuli

“Pemuda-pemudi Indonesia berapa jumlahmu? Jawablah, kami hanya satu”

Kalimat di atas merupakan kutipanpidato Bung Karno saat berpidato di depan para pemuda pemudi Indonesia. Katasatu ini merupakan bentuk penegasan bahwa meski masyarakat Indonesia mempunyairagam yang sangat banyak tetapi masyarakat Indonesia tetap satu yaitu BangsaIndonesia. Ikrar persatuan dan kesatuan ini secara resmi dipertegas oleh pemudapemudi Indonesia 91 tahun silam. Tepat 91 tahun silam, pada tanggal 27-28Oktober 1928 para pemuda berkumpul untuk menyelenggarakan sebuah kongres yangdisebut dengan Kongres Pemuda II. Kongres Pemuda II ini menyepakati tentangsebuah deklarasi yang mana isi deklarasi tersebut dirumuskan oleh MuhammadYamin. Deklarasi inilah yang kemudian disebut dengan istilah sumpah pemuda.

Ilustrasi: /Net

Hari ini diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda untuk mengenang kebangkitan para pemuda yang secara sadar menyatakan diri sebagai satu kesatuan utuh yaitu Bangsa Indonesia. Hal ini termaktub dalam isi deklarasi sumpah pemuda yakni sebagai berikut:

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darahyang satu, tanah Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu,bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,bahasa Indonesia.

Untuk memperingati sumpah pemudaini, ada banyak ragam kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.Diantaranya ada yang melakukan upacara bendera dengan busana adat beberapa sukudi Indonesia. Ada juga yang merayakannya dengan mengadakan berbagai cabanglomba bahasa untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap bahasa persatuanyaitu Bahasa Indonesia. Di tempat lain, ada yang melakukan aktivitas sepertibiasa tanpa peduli tentang momen bersejarah apa yang pernah terjadi hari ini.

Sebenarnya yang terpenting bukanlahseberapa meriah kegiatan peringatan yang dilakukan, tetapi sedalam apapemahaman kita terhadap makna persatuan yang dikumandangkan dalam sumpah pemudatersebut. Akhir-akhir ini, banyak sekali tindakan-tindakan perlawanan darikelompok-kelompok kecil yang ingin memecah belah keutuhan Negara RepublikIndonesia. Perlawanan ini dilakukan dalam berbagai sisi kehidupan masyarakatbaik dalam hal agama, suku, politik dan beberapa hal lainnya.  Tanda-tanda perpecahan inilah yang seharusnyaperlu dipahami dan dicarikan solusi. Tradisi saling menjatuhkan, mengolok-olokdan mengunggulkan satu kelompok dari kelompok lainnya, semakin sering kitalihat di lingkungan sekitar. Tindakan-tindakan tersebut menjadi faktor penyebabterjadinya perpecahan.

Dengan memperingati 91 tahun SumpahPemuda, seharusnya masyarakat Indonesia secara sadar melihat kondisisekitarnya. Apakah semangat persatuan dan kesatuan yang digelorakan oleh SangBapak Proklamator dan para pahlawan yang turut memperjuangkan kemerdekaanIndonesia juga masih digelorakan oleh orang-orang sekitar kita hari ini? Ataujangan-jangan budaya kehidupan yang dilakukan, secara tidak sadar lambat laundapat mengikis semangat persatuan dan kesatuan?

Di lingkungan sekolah misalnya,disadari ataupun tidak, budaya yang diciptakan oleh sekolah hari ini adalahbudaya pemecah belah. Siswa secara tidak sadar diajarkan untuk meraih nilaitertinggi untuk mendapatkan peringkat pertama. Siswa diajarkan untuk menjadiindividu yang berdaya saing dan menjadi lebih unggul daripada siswa lainnya. Pedomanyang dianut oleh sekolah bahwa mereka yang pintar adalah mereka yang nilai(angka) nya paling tinggi. Bahwa mereka yang menjadi kebanggan sekolah adalahyang mampu bersaing dan mengalahkan siswa lain. Bahwa mereka yang unggul adalahyang menjadi nomor satu dengan cara menyingkirkan kawannya. Budaya-budaya inijustru jauh sekali dengan persatuan dan kesatuan.

Toto Rahardjo dalam bukunya SekolahBiasa Saja menyatakan bahwa hari ini hanya ada sedikit sekali sekolah yangmengajarkan siswanya untuk membudayakan perilaku gotong royong. Padahal, budayagotong royong ini mampu meminimalisir perpecahan. Dengan bergotong royong siswabelajar untuk mencapai suatu tujuan bersama tanpa menyingkirkan, mengalahkanatau justru mengolok-olok orang lain. Dengan bergotong royong siswa belajarbagaimana menyelesaikan masalah bersama tanpa mengorbankan orang lain.

Sebagai guru, kita juga harus pekaterhadap hal-hal yang kita lakukan sehari-hari di kelas kita. Apakah metodemengajar kita ini mendekatkan siswa pada persatuan dan kesatuan atau justrupada perpecahan. Sebagai guru, kita juga harus mulai belajar mengajarkanhal-hal kecil yang dapat berpengaruh besar terhadap kebiasaan yang dilakukanoleh siswa di masa depan. Misalnya dengan cara menciptakan kegiatan-kegiatankelas yang minim dari iklim kompetisi agar siswa tidak beromba-lomba menjadipaling unggul dengan cara mengalahkan, menyingkirkan dan memperolok siswalainnya. Agar siswa mampu bekerja bersama-sama sehingga mampu memupuk jiwapersatuan dan kesatuan dalam diri masing-masing siswa.

Komentar


Ademos

Kantor Pusat :

Jl. Raya Purwosari Jl. Ngambon, RT.012/RW.03, Kuluhan, Dolokgede, Kec. Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur 62166

0811-3394-567

Bareng

Ayo Sinau

© 2025 Ademos Indonesia. All right reserved.

  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • YouTube
  • TikTok
bottom of page