Tentang Kewirausahaan Sosial dan Urgensinya Bagi Masyarakat Desa
- Ademos Indonesia
- 13 Mar 2020
- 2 menit membaca
Term kewirausahaan sosial cukup familiar dalambeberapa dekade terakhir, bersamaan dengan naiknya tren lembaga non profit yangjustru lebih tinggi dari pada kenaikan pertumbuhan lembaga komersil. Kewirausahaansendiri biasanya mencakup aktivitas inovatif dengan tujuan sosial baik yangberorientasi profit maupun tidak (Dessand Anderson, 2003; Emerson & Twersky, 1996; Austin, et al., 2006). Sedangkan secara lebih spesifik, kewirausahaansosial didefinisikan sebagai penerapan keahlian bisnis yang didasarkan padamengolah kondisi pasar di area yang tidak menguntungkan seperti ketika sektoryang berorientasi non-profit membuat kegiatan yang dapat menghasilkankeuntungan (Reis, 1999; Thompson, 2002). Dari definisi tersebut dapatdisimpulkan bahwa inti dari kewirausahaan sosial adalah “menciptakan nilaisosial daripada menciptakan kekayaan pribadi maupun pemegang saham, yangkarakteristiknya diwarnai oleh faktor inovasi yang mampu mengatasi beragammasalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat” (Zadek dan Thake, 1997 dalamYaumidin, 2013). Dengan demikian,kewirausahaan sosial dapat meliputi kegiatan: a) yang tidak bertujuan mencarilaba, b) melakukan bisnis untuk tujuan sosial, dan c) campuran dari keduatujuan itu, yakni tidak untuk mencari laba, namun untuk tujuan sosial (Dees,1998 dalam Utomo, 2014).
Belakangan, kewirausahaan sosial juga banyakdisinggung tidak hanya dalam kaitannya sebagai pendongkrak perekonomian danmengisi kekosongan pasar, namun juga karena perannya dalam mengupayakanpenyelesaian permasalahan sosial yang memiliki nilai ekonomi, namun tidakmenjadikan profit sebagai satu-satunya tujuan. Mengapa kewirausahaan penting?Bagaimana dampaknya bagi masyarakat desa?
Salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakatdesa adalah banyaknya pemuda yang memilih mengambil pekerjaan di kota, ataupekerjaan yang dominan pada sektor pertanian tanpa sentuhan inovasi. Sepertipada bidang pengolahan hasil, percepatan produksi, dan lain sebagainya.Bidang-bidang pekerjaan menjadi tidak berdampak secara meluas, meskipun polakerja di desa cenderung kolektif. Untuk itu, kewirausahaan sosial menjadipenting untuk memberikan dampak meluas pada proses pengembangan ekonomimasyarakat. Sudah banyak contoh yang dapat kita ambil ketika berbicara tentangkewirausahaan sosial yang dilakukan oleh masyarakat desa, Agradaya misalnya.Agradaya sendiri merupakan sebuah bentuk kewirausahaan sosial bagi masyarakatdesa yang difokuskan untuk memberdayakan petani melalui produk pertanian yangunggul, berkelanjutan, dan bernilai ekonomi (Agradaya.id).
Untuk kebupaten Bojonegoro sendiri, meskipun geliat kewirausahaan sosial belum masif, namun dapat dilihat bahwa Pemerintah mulai ada perhatian ke arah sana. Melalui rilis pada laman resmi Pemkab Bojonegoro, praktik kewirausahaan sosial mulai diperkuat dan didukung oleh Pemerintah setempat dengan mengadakan lokakarya (Bojonegorokab.go.id). Salah satu poin menarik dari proses ini adalah daya tekan penyelenggara terhadap upaya membangun pengetahuan di tengah masyarakat terkait pentingnya koperasi sebagai bentuk dari kewirausahaan sosial. Harapannya, perekonomian masyarakat bisa meningkat dengan sumber daya dan inovasi yang memadahi dari masyarakatnya. Dampak dari praktik berwirausaha sosial memang tidak dapat terjadi secara tiba-tiba. Prosedur asesmen juga perlu diperhatikan untuk mengukur seberapa besar dampak yang sudah diberikan? Apa yang dapat diperbaiki? Dan proses-proses lain menuju perbaikan. Namun demikian, kewirausahaan sosial masih dipandang sebagai solusi yang tepat dalam menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi serta paradigma pembangunan masyarakat desa yang selama ini dianggap kolot dan tidak mampu berinovasi. Kewirausahaan sosial dapat menjadi jawaban atas sosial dan bisnis yang selama ini sangat dikotomis. Dengan kewirausahaan sosial, pelaku usaha tidak saja berperan sebagai pebisnis, namun juga mengurangi permaslahan sosial. Sudah siap menjadi wirausahawan sosial? . (Tim Ademos)
Komentar